Akankah Meninggalkan atau Ditinggalkan Ramadan

Delapan hari lagi kita akan ditinggalkan oleh bulan yang agung. Bulan yang dimana di dalamnya terdapat banyak rahmat, dibukakan pintu ampunan dan dijauhi dari siksa api neraka.


Seharusnya, saati ini kita instropeksi diri. Apakah ketidakterasaan ini karena ketidaksadaran diri?

Apakah kita yang mungkin sudah lebih dahulu meninggalkan ramadan, sehingga bulan ini tanpa terasa sebentar lagi akan pergi?

Sekarang, saatnya kembali. Sebelum bulan ini benar-benar pergi. Marilah kita merenungi diri. Marilah kita mendekatkan diri. Memohon rahmat, meminta pengampunan. Berharap semoga termasuk golongan orang-orang yang akan dijauhi dari api neraka di akhirat.

Ramadan, sebelum kita harus berpisah. Izinkalah diri ini untuk berada dalam keadaan yang terbaik. Dimana jiwa sudah bermetamorfosa. Bukan hanya berganti kulit seperti ular. Tapi seperti ulat menjadi kepompong, menjadi kupu-kupu.

Ya, Allah jika ini ramadan yang terakhir, maka jadikanlah ramadan ini ramadan yang terbaik. Namun jika Engkau masih memberikan kesempatan di ramadan selanjutnya, maka kuatkanlah dan istiqomahkanlah hati ini, agar kami bisa menjadi kupu-kupu, yang bukan hanya bisa terbang, tetapi juga membantu proses penyerbukan. Bukan hanya lebih baik untuk diri sendiri, tetapi juga mampu memberikan manfaat dan mengajak insan untuk bersama-sama menjadi lebih baik dan terus memberikan yang terbaik.

Leave a comment