Jadi Kakak Zaman Now Itu

Sewaktu kecil, sebelum punya adik, saya seringkali bertanya? “Jadi seorang kakak itu enak gak sih?”

Pertanyaan itu saya tanyakan kepada orang-orang yang sudah menjadi kakak. Jawaban yang saya ingat adalah “Jadi seorang kakak itu enak karena bisa berkuasa terhadap adiknya. Tidak enaknya, kalau sedang bermain bareng adik, kemudian adiknya nangis, maka seorang kakak akan siap dimarahi ayah-ibu”

Dari dua hal tersebut bisa dikatakan ada benarnya. Seorang kakak, sebagai orang yang lebih tua memiliki kekuasaan sedikit lebh tinggi dari adiknya. Namun karena kekuasaan itu, seorang kakak mempunyai tanggung jawab yang lebih besar terhadap adiknya. Ia harus bisa menjaga adiknya dengan baik.

Membantu Belajar

Menjadi kakak zaman now adalah menjadi kakak yang mampu membantu belajar adiknya. Terutama pelajaran sekolah. Dahulu orang tua saya mengajarkan saya belajar pelajaran sekolah sampai kelas 3 SD. Setelah itu, saya disuruh belajar sendiri.

Namun adik saya, dari SD sampai Kuliah, masih minta bantuan saya untuk menmbantu memahami pelajarannya. Nah untungnya, ada banyak kesamaan saya dan adik saya. SMA sama-sama IPA. Kuliah juga jurusan yang masih ada nyambung-nyambungnya. Saya jurusan Biologi, adik saya jurusan Ilmu Gizi.

Kalau sekarang sih, adik saya sudah jarang menanyani saya tentang perkuliahannya. Namun saat SMP dan SMA saya mempunyai peran yang penting dalam membantu pelajarannya. Karena kalau saya tidak mau membantu, maka telinga saya harus siap mendengar ceramah menusuk dari orang tua.

“Ingat, jadi kakak itu harus membantu adiknya” salah satu potongan ceramah dari orang tua.

Saya pun harus siap menurut apa yang dikatakan orang tua. Namun pernyataan bahwa kakak itu enak karena bisa berkuasa terhadap adiknya, tetap benar adanya. Sebelum membantunya mengerjakan PR, saya biasanya menyuruh membuatkan sesuatu.

“Dik tolong buatkan susu pake es” suruh saya berlagak sedikit bos.

Adik saya biasanya langsung bermuka masam, kemudian mengeluh.

Namun ada kata-kata mematikan dari saya. “Jadi mau diajarin gak?”

Dengan langkah berat, adik saya membuatkan susu pake es. Kadang kalo, lagi iseng, saya juga minta buatkan hal yang macam-macam, seperti mie goreng, roti bakar. Note: kalau bahannya lagi ada.

Contoh kasus saya ini, sebenarnya bukan bermaksud untuk berkuasa terhadap adik. Namun enah kenapa dari kecil, saya selalu merasakan keseuran jika ada sedikit keramaian yang terjadi dengan adik saya. Seperti saling ledek, kemudian saling tolong menolong. Mungkin bisa dibilang ini, dinamika kakak-beradik.

Jadikan Kekuasaan yang Positif

Memiliki kekuasaan lebih tinggi itu bisa menjadi hall positif ataupun negatif. Tergantung orang yang lebih tinggi. Contoh, ada pemimpin yang saking berkuasa, iya menjadi diktator. Jika ada yang berani-berani melawan, maka diancam dibunuh.

Nah begitu juga seorang kakak. Kekuasaan seorang kakak, seharusnya bisa dimanfaatkan menjadi hal positif. Apalagi di zaman yang penuh keterbukaan informasi, yang benar bisa jadi salah dan yang salah bisa jadi benar. Jadi kakak yang uptodate itu wajib.

Maka menjadi seorang kakak zaman now itu, harus selalu berusaha menjaga adiknya dari informasi-informasi yang membawa ke arah negatif. Terutama kalau adiknya laki-laki, pornografi, rokok dan narkoba mejadi hal yang harus sering diingatkan. Kalau adiknya perempuan, bagaimana menjaga pergaulan dan waktu-waktu keluar rumah. Karena kasus-kasus mengenai kekerasan terhadap perempuan terus saja terjadi.

Dan yang utama menurut saya, jadi kakak zaman now itu harus menjadi contoh yang baik. Karena seringkali adik kita mencontoh apa yang dilakukan kakaknya.

Itu cerita saya menjadi kakak zaman now. Kalau kamu bagaimana? Silahkan tinggalkan komentar.

One thought on “Jadi Kakak Zaman Now Itu

Leave a comment